About

Pages

Indostar Tv

Friday 15 February 2013

Memasyarakatkan Olahraga


PADA saat-saat tertentu banyak dipasang spanduk atau kain rentang. Spanduk tidak jarang dipasang dengan warna yang bermacam-macam dan huruf yang besar-besar. Tentu spanduk ini dipasang di tempat-tempat yang ramai, baik ramai oleh orang yang berlalu lalang, maupun ramai oleh arus kendaraan.


Jika kita amati, sebagian yang tertulis pada spanduk sudah merupakan pernyataan yang benar, tetapi tidak sedikit pula yang memperlihatkan pernyataan yang tidak benar. Memang, bunyi spanduk itu sedap didengar karena ada unsur rima yang harmonis memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat. Akan tetapi, maknanya tidak didukung oleh bentuk yang ada.

Kita sering berbuat latah mengikuti pola yang sudah ada, apalagi diucapkan oleh pejabat. Sifat latah atau ikut-ikutan biasanya berkenan dengan meniru ucapan orang tanpa dipikir dulu benar atau tidak ucapan itu. Dalam berbahasa sikap ini tecermin, banyak di antara kita yang mengulang kembali ucapan orang lain tanpa memperhatikan kebenaran ucapan itu secara gramatikal. Karena adanya gerakan yang menyatakan memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat, diikutilah ucapan itu. Secara semantik dan gramatikal ungkapan memasyarakatkan olahraga memang benar, yakni berarti menjadikan olahraga itu jadi kebiasaan dalam masyarakat.

Untuk mengimbau masyarakat agar gemar berolahraga, dipakai orang ungkapan mengolahragakan masyarakat. Bentuk ungkapan tipe ini diragukan kebenarannya. Sepintas lalu tampaknya bentuk itu memang tepat, memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat, ungkapan ini kurang cermat. Imbuhan me-…-kan pada bentuk mengolahragakan, menurut kaidah yang benar, berarti membuat …jadi…, yakni membuat masyarakat menjadi olahraga. Untuk mengungkapkan arti, membuat masyarakat berolahraga hendaklah digunakan imbuhan mem…kan dengan bentuk dasar berolahraga. Jadi, bentuk yang benar adalah memberolahragakan masyarakat, bukan mengolahragakan masyarakat. Bentuk memberolahraga sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), adalah menjadikan gemar berolahraga.

Cara ini dipilih jika kita ingin membolak-balik dua kata demi mencapai maksud tertentu. Akan tetapi, itu bukanlah satu-satunya cara yang dapat dipakai karena masih banyak pengungkapan lain yang lebih baik. Jika ungkapan memberolahragakan masyarakat dianggap tidak sedap didengar, kita dapat membuat ungkapan lain, seperti mengajak masyarakat agar senang berolahraga atau mengajak masyarakat agar gemar berolahraga. Untuk menguji benar atau tidaknya ungkapan itu, kita dapat membuat bentuk lain sebagai bandingan. Misalnya, memberaksarakan masyarakat, memberhentikan pegawai, membertemukan pengantin, dan memberdayakan perempuan yang masing-masing berarti membuat masyarakat beraksara, membuat pegawai berhenti, membuat mempelai bertemu, dan membuat perempuan berdaya.

Lalu, kalau begitu bagaimana kita bisa mengubah dan meningkatkan kemampuan berbahasa kita, tentunya pertama-tama adalah mengubah dalam arti menghilangkan semua sifat negatif yang menyelimuti diri kita itu. Tanpa hilangnya sifat negatif itu mustahil kita bisa meningkatkan kualitas bahasa kita.

0 comments: