PADA saat-saat tertentu banyak
dipasang spanduk atau kain rentang. Spanduk tidak jarang dipasang dengan warna
yang bermacam-macam dan huruf yang besar-besar. Tentu spanduk ini dipasang di
tempat-tempat yang ramai, baik ramai oleh orang yang berlalu lalang, maupun
ramai oleh arus kendaraan.
Jika kita amati, sebagian yang
tertulis pada spanduk sudah merupakan pernyataan yang benar, tetapi tidak
sedikit pula yang memperlihatkan pernyataan yang tidak benar. Memang, bunyi
spanduk itu sedap didengar karena ada unsur rima yang harmonis memasyarakatkan
olahraga dan mengolahragakan masyarakat. Akan tetapi, maknanya tidak didukung
oleh bentuk yang ada.
Kita sering berbuat latah mengikuti
pola yang sudah ada, apalagi diucapkan oleh pejabat. Sifat latah atau
ikut-ikutan biasanya berkenan dengan meniru ucapan orang tanpa dipikir dulu
benar atau tidak ucapan itu. Dalam berbahasa sikap ini tecermin, banyak di
antara kita yang mengulang kembali ucapan orang lain tanpa memperhatikan
kebenaran ucapan itu secara gramatikal. Karena adanya gerakan yang menyatakan
memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat, diikutilah ucapan itu.
Secara semantik dan gramatikal ungkapan memasyarakatkan olahraga memang
benar, yakni berarti menjadikan olahraga itu jadi kebiasaan dalam masyarakat.
Untuk mengimbau masyarakat agar
gemar berolahraga, dipakai orang ungkapan mengolahragakan masyarakat.
Bentuk ungkapan tipe ini diragukan kebenarannya. Sepintas lalu tampaknya bentuk
itu memang tepat, memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat,
ungkapan ini kurang cermat. Imbuhan me-…-kan pada bentuk mengolahragakan,
menurut kaidah yang benar, berarti membuat …jadi…, yakni membuat masyarakat
menjadi olahraga. Untuk mengungkapkan arti, membuat masyarakat berolahraga
hendaklah digunakan imbuhan mem…kan dengan bentuk dasar berolahraga. Jadi,
bentuk yang benar adalah memberolahragakan masyarakat, bukan
mengolahragakan masyarakat. Bentuk memberolahraga sesuai dengan Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI), adalah menjadikan gemar berolahraga.
Cara ini dipilih jika kita ingin
membolak-balik dua kata demi mencapai maksud tertentu. Akan tetapi, itu
bukanlah satu-satunya cara yang dapat dipakai karena masih banyak pengungkapan
lain yang lebih baik. Jika ungkapan memberolahragakan masyarakat dianggap tidak
sedap didengar, kita dapat membuat ungkapan lain, seperti mengajak masyarakat
agar senang berolahraga atau mengajak masyarakat agar gemar berolahraga. Untuk
menguji benar atau tidaknya ungkapan itu, kita dapat membuat bentuk lain
sebagai bandingan. Misalnya, memberaksarakan masyarakat, memberhentikan
pegawai, membertemukan pengantin, dan memberdayakan perempuan yang
masing-masing berarti membuat masyarakat beraksara, membuat pegawai berhenti,
membuat mempelai bertemu, dan membuat perempuan berdaya.
Lalu, kalau begitu bagaimana kita
bisa mengubah dan meningkatkan kemampuan berbahasa kita, tentunya pertama-tama
adalah mengubah dalam arti menghilangkan semua sifat negatif yang menyelimuti
diri kita itu. Tanpa hilangnya sifat negatif itu mustahil kita bisa
meningkatkan kualitas bahasa kita.
0 comments:
Post a Comment