Beberapa bulan sebelum Nabi Muhammad SAW dilahirkan ke dunia, di Mekah terjadi suatu kejadian yang sangat hebat dan ajaib. Kejadian itu tidak dapat dilupakan oleh bangsa Arab, cucunya bangsa Quraisy.
Raja Yaman hendak meruntuhkan Ka'bah:
Negeri Yaman sudah ditaklukan oleh Habsyi. Maka setelah Abrahah diangkat menjadi raja di negeri itu, didirikanlah sebuah gereja besar di san'a, Al-Qalis namanya. Kemudian raja Kristen itu berangkat ke Mekah dengan bala tentara yang dilengkapi dengan 13 ekor gajah besar-besar. Maksudnya ialah hendak meruntuhkan Ka'bah supaya orang Arab pindah berziarah ke gereja yang didirikannya itu mengerjakan ibadah Haji kesana.
Mekah tidak melawan:
Sesudah ia menaklukan Thaif, ia pun terus menuju ke Mekah. Ketika hampir sampai ke kota itu, dikirimnya sepasukan tentara untuk memberitahukan kepada penduduk maksud kedatangannya. Katanya, ia tidak akan memerangi penduduk, cuma akan meruntuhkan Ka'bah saja. Tapi lantaran merasa tidak cukup kuat untuk melawan, orang Mekahpun keluar meninggalkan kota dan bersembunyi di bukit-bukit sekelilingnya. Sepeninggal mereka itu, tentara itupun merampas harta benda penduduk. Harta rampasan itu dibawanya kepada raja. Diantara barang-barang itu termasuk juga 200 ekor unta kepunyaan Abdul Muthalib.
Tuhan juga akan menjaga:
Oleh karena itu Abdul Muthalib pun turun dari bukit dan pergi menghadap raja. Ketika ditanyai raja apa maksudnya, diterangkannya, bahwa ia datang akan meminta untanya yang 200 ekor itu kembali. Heran sangat raja mendengarkan permintaan demikian, lalu berkata: "Mengapa hanya untamu yang engkau tuntut, padahal engkau tahu kami bermaksud meruntuhkan Ka'bah, pusat agamamu dan agama nenek moyangmu?"
Abdul Muthalib menjawab: Unta itu tuannya ialah saya sebab itu saya tuntut. Dan Ka'bah itu ada pula tuannya sendiri, yaitu Tuhan. Dialah yang akan menjaganya!"
Setelah untanya dikembalikan raja, kembalilah Abdul Muthalib ke dalam kota. Disuruhnya orang semuanya menyingkir, kemudian ia pun mendo'a didekat Ka'bah, lalu menyingkir pula.
Musuh dihancurkan Tuhan:
Benar rupanya perkataan Abdul Muthalib, Tuhan telah memelihara ka'bah itu dari pada serangan Abrahah. Ketika raja itu mengerahkan tentaranya ke Mekah, tiba-tiba datanglah beribu-ribu burung menjatuhkan sebangsa batu kecil-kecil. Barang siapa yang ditimpanya, matilah ketika itu juga. Banyak tentaranya yang tewas dan yang masih hidup melarikan diri kocar-kacir. Dalam pada itu turun pula hujan lebat dan banjir menghanyutkan mayat dan sisa tentara itu ke laut. Abrahah dapat melepaskan dirinya bersama-sama sebahagian kecil tentaranya dan lari ke Yaman. Tapi ia tidak luput dari kemurkaan Tuhan. Sebangsa penyakit kusta telah menyerang dia di tengah jalan. Tulang-tulangnya berguguran sebuah demi sebuah hingga mati.
Kejadian itu sangat hebat dan menakjubkan. Dan karena Abrahah datang menyerang dengan mengendarai gajah, dinamailah tahun itu oleh bangsa Arab Tahun Gajah.
Raja Yaman hendak meruntuhkan Ka'bah:
Negeri Yaman sudah ditaklukan oleh Habsyi. Maka setelah Abrahah diangkat menjadi raja di negeri itu, didirikanlah sebuah gereja besar di san'a, Al-Qalis namanya. Kemudian raja Kristen itu berangkat ke Mekah dengan bala tentara yang dilengkapi dengan 13 ekor gajah besar-besar. Maksudnya ialah hendak meruntuhkan Ka'bah supaya orang Arab pindah berziarah ke gereja yang didirikannya itu mengerjakan ibadah Haji kesana.
Mekah tidak melawan:
Sesudah ia menaklukan Thaif, ia pun terus menuju ke Mekah. Ketika hampir sampai ke kota itu, dikirimnya sepasukan tentara untuk memberitahukan kepada penduduk maksud kedatangannya. Katanya, ia tidak akan memerangi penduduk, cuma akan meruntuhkan Ka'bah saja. Tapi lantaran merasa tidak cukup kuat untuk melawan, orang Mekahpun keluar meninggalkan kota dan bersembunyi di bukit-bukit sekelilingnya. Sepeninggal mereka itu, tentara itupun merampas harta benda penduduk. Harta rampasan itu dibawanya kepada raja. Diantara barang-barang itu termasuk juga 200 ekor unta kepunyaan Abdul Muthalib.
Tuhan juga akan menjaga:
Oleh karena itu Abdul Muthalib pun turun dari bukit dan pergi menghadap raja. Ketika ditanyai raja apa maksudnya, diterangkannya, bahwa ia datang akan meminta untanya yang 200 ekor itu kembali. Heran sangat raja mendengarkan permintaan demikian, lalu berkata: "Mengapa hanya untamu yang engkau tuntut, padahal engkau tahu kami bermaksud meruntuhkan Ka'bah, pusat agamamu dan agama nenek moyangmu?"
Abdul Muthalib menjawab: Unta itu tuannya ialah saya sebab itu saya tuntut. Dan Ka'bah itu ada pula tuannya sendiri, yaitu Tuhan. Dialah yang akan menjaganya!"
Setelah untanya dikembalikan raja, kembalilah Abdul Muthalib ke dalam kota. Disuruhnya orang semuanya menyingkir, kemudian ia pun mendo'a didekat Ka'bah, lalu menyingkir pula.
Musuh dihancurkan Tuhan:
Benar rupanya perkataan Abdul Muthalib, Tuhan telah memelihara ka'bah itu dari pada serangan Abrahah. Ketika raja itu mengerahkan tentaranya ke Mekah, tiba-tiba datanglah beribu-ribu burung menjatuhkan sebangsa batu kecil-kecil. Barang siapa yang ditimpanya, matilah ketika itu juga. Banyak tentaranya yang tewas dan yang masih hidup melarikan diri kocar-kacir. Dalam pada itu turun pula hujan lebat dan banjir menghanyutkan mayat dan sisa tentara itu ke laut. Abrahah dapat melepaskan dirinya bersama-sama sebahagian kecil tentaranya dan lari ke Yaman. Tapi ia tidak luput dari kemurkaan Tuhan. Sebangsa penyakit kusta telah menyerang dia di tengah jalan. Tulang-tulangnya berguguran sebuah demi sebuah hingga mati.
Kejadian itu sangat hebat dan menakjubkan. Dan karena Abrahah datang menyerang dengan mengendarai gajah, dinamailah tahun itu oleh bangsa Arab Tahun Gajah.







0 comments:
Post a Comment