Dari pihak Bapak:
Nabi Muhammad itu anak Abdullah, anak Abdul Muthalib, anak Hasyim, anak Manaf, anak Qusay, anak Kilab, anak Murrah, anak Ka'ab, anak Luay, anak Ghalib, anak Fihr, anak Malik, anak Nadar, anak Kinanah, anak Khuzaimah, anak Mudrikah, anak Ilyas, anak Mudar, anak Nizar, anak Ma'ad, anak Adnan, dan dari Adnan itu terus bersambung dengan Nabi Ismail anak Nabi Ibrahim.
Neneknya yang bernama Fihr disebut juga Quraisy, artinya pemurah. Kaum Quraisy itu kaum yang termulia diseluruh Tanah Arab. Ia hidup dalam abad ketiga Masehi.
Nenek Nabi yang bernama Qusay, pada abad kelima Masehi, besar sekali kekuasaannya di Mekah, bahkan sampai ke seluruh tanah Hijaz. Ia menguasai Ka'bah, mendirikan balai musyawarah, menyusun pemerintahan dan menyediakan makan minum bagi orang-orang yang datang ziarah ke Tanah Suci itu.
Kekuasaan yang sangat dimuliakan itu diwarisi turun temurun oleh anak cucunya sampai kepada Abdul Muthalib anak Hasyim. Hasyim itu ialah seorang bangsawan hartawan yang sangat pemurah, dan sangat disayangi oleh seluruh penduduk. Hal itu menimbulkan dengki di dalam hati anak saudaranya, Umayyah anak Abdus Syam. Ia berusaha merebut kekuasaan dari tangan Hasyim, tapi tidak berhasil. Maka sejak itu timbulah dendam di dalam hati keturunan Umayyah itu terhadap keturunan Hasyim.
Dari Pihak Ibu:
Adapun dari pihak ibu, Nabi Muhammad SAW, ialah anak Aminah, anak Wahab, anak Abdi Manaf, anak Zuhrah, anak Kilab, pada Kilab itulah bertemu nasab ayahnya dengan nasab ibunya.
Nabi Muhammad itu anak Abdullah, anak Abdul Muthalib, anak Hasyim, anak Manaf, anak Qusay, anak Kilab, anak Murrah, anak Ka'ab, anak Luay, anak Ghalib, anak Fihr, anak Malik, anak Nadar, anak Kinanah, anak Khuzaimah, anak Mudrikah, anak Ilyas, anak Mudar, anak Nizar, anak Ma'ad, anak Adnan, dan dari Adnan itu terus bersambung dengan Nabi Ismail anak Nabi Ibrahim.
Neneknya yang bernama Fihr disebut juga Quraisy, artinya pemurah. Kaum Quraisy itu kaum yang termulia diseluruh Tanah Arab. Ia hidup dalam abad ketiga Masehi.
Nenek Nabi yang bernama Qusay, pada abad kelima Masehi, besar sekali kekuasaannya di Mekah, bahkan sampai ke seluruh tanah Hijaz. Ia menguasai Ka'bah, mendirikan balai musyawarah, menyusun pemerintahan dan menyediakan makan minum bagi orang-orang yang datang ziarah ke Tanah Suci itu.
Kekuasaan yang sangat dimuliakan itu diwarisi turun temurun oleh anak cucunya sampai kepada Abdul Muthalib anak Hasyim. Hasyim itu ialah seorang bangsawan hartawan yang sangat pemurah, dan sangat disayangi oleh seluruh penduduk. Hal itu menimbulkan dengki di dalam hati anak saudaranya, Umayyah anak Abdus Syam. Ia berusaha merebut kekuasaan dari tangan Hasyim, tapi tidak berhasil. Maka sejak itu timbulah dendam di dalam hati keturunan Umayyah itu terhadap keturunan Hasyim.
Dari Pihak Ibu:
Adapun dari pihak ibu, Nabi Muhammad SAW, ialah anak Aminah, anak Wahab, anak Abdi Manaf, anak Zuhrah, anak Kilab, pada Kilab itulah bertemu nasab ayahnya dengan nasab ibunya.
0 comments:
Post a Comment