![]() |
Ilustrasi @ Inilahjabar |
Di kawasan Cimacan, sedikitnya 467 rumah warga yang tersebar di 5 Rukun Warga terendam banjir. Peristiwa serupa pernah menimpa kawasan tersebut pada tahun lalu, tepatnya pada 28 Februari 2012.
Menurut warga, banjir luapan Cimanuk sekarang lebih besar dibandingkan sebelumnya. Beruntung, luapan Cimanuk agak tertahan dengan telah terbangunnya tembok kirmir atau tembok penahan tanggul (TPT) di sepanjang lokasi kejadian.
"Hanya kendalanya, harus dibuatkan lubang yang bisa ditutup buka pada kirmir sebagai saluran pembuangan air dari air Cimanuk yang merendam pemukiman. Jadi, kalau ada saluran pembuangan, nantinya luapan Cimanuk yang menerjang pemukiman bisa kembali lagi ke Cimanuk jika permukaan Cimanuk sudah surut. Tidak seperti sekarang. Lama surutnya," tutur Camat Tarogong Kidul, Otto Iskandar.
Dengan demikian, ada sedikitnya 707 rumah warga di kawasan Kecamatan Tarogong Kidul dan Kecamatan Garut Kota yang terendam dalam waktu bersamaan. Di kawasan Kecamatan Garut Kota sendiri terdapat sedikitnya 240 rumah warga terendam banjir terdiri atas 277 kepala keluarga (kk), atau setara 1.191 jiwa.
Ratusan rumah terendam banjir tersebut tersebar di Pakuwon (8 kk/37 jiwa), Paminggir (48 kk/246 jiwa), Ciwalen (27 kk/112 jiwa), Regol (105 kk/495 jiwa), Kota Kulon (87 kk/290 jiwa), dan Muarasanding (2 kk/11 jiwa).
"Hasil pantauan ke lapangan, penyebab kejadian banjir ini yakni curah hujan tinggi. Sehingga air sungai di sekitar lokasi meluap dan merendam pemukiman," kata Camat Garut Kota, Nurdin Yana.
Ketinggian air banjir merendam rumah-rumah warga berkisar 0,5 meter sampai 2 meter. "Upaya yang sudah kita lakukan, selain membuang air merendam pemukiman dengan jenset, juga memberikan bahan makanan, dan mengevakuasi korban ke tempat aman," ujarnya. (bhr)
0 comments:
Post a Comment